Rupiah ditutup melemah di perdagangan Kamis (25/1). Pelemahan rupiah seiring sikap wait and see investor yang menantikan data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) sebagai petunjuk suku bunga.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengamati, Indeks dolar stabil di sekitar 103,5 pada hari Kamis (25/1), setelah mengalami perubahan tajam dalam beberapa sesi terakhir.
Hal itu seiring penantian investor terhadap laporan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika kuartal IV-2023 yang akan dirilis hari ini, sebagai petunjuk dari suku bunga AS.
Pasar juga menantikan data inflasi PCE AS pada hari Jumat (26/1), yang merupakan ukuran inflasi pilihan bank sentral Amerika. Pada hari Rabu, data menunjukkan bahwa aktivitas bisnis AS tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada bulan Januari karena aktivitas jasa dan manufaktur meningkat.
”Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil minggu depan, namun para pedagang akan memperhatikan pernyataan Ketua Fed Jerome Powell sebagai petunjuk dimulainya siklus pelonggaran,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).
Di tempat lain, lanjut Sutopo, Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga pada hari Kamis (25/1) ini, sementara Bank Rakyat Tiongkok secara tak terduga mengumumkan pada Rabu (24/1) bahwa mereka akan memangkas rasio cadangan bank bulan depan dalam upaya untuk mendukung perekonomian Tiongkok yang sedang kesulitan.
Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong turut melihat, stabilnya dolar AS sendiri dilatarbelakangi investor yang bersikap wait and see menantikan data PDB Amerika pada Kamis (25/1) malam. Dari internal, rupiah cenderung melemah karena dipengaruhi meningkatnya kekhawatiran investor menjelang pemilihan Presiden pada 14 Februari mendatang.
Lukman menilai, data PDB tersebut diperkirakan kembali mengejutkan pasar, sejalan dengan serentetan data ekonomi AS yang lebih kuat akhir-akhir ini. Oleh karena itu, rupiah diperkirakan bakal tertekan potensi penguatan dolar AS di perdagangan Jumat (26/1).
“Pergerakan rupiah akan bergantung dari hasil data PDB Amerika. Rupiah berpotensi kembali melanjutkan pelemahan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).
Menurut Lukman, pelemahan rupiah kemungkinan dalam kisaran Rp 15.750 – Rp 15.950 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (26/1). Sutopo juga melihat potensi pelemahan rupiah yang diperkirakan bergerak dalam rentang Rp 15.450 - Rp 15.550 per dolar AS pada Jumat (26/1).
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah spot ditutup melemah 0,72% pada posisi Rp 15.826 per dolar AS, Kamis (25/1). Nilai tukar rupiah JIsdor Bank Indonesia (BI) juga terpantau melemah sekitar 0,30% ke posisi Rp 15.767 per dolar AS.
Sumber: kontan.co.id
Komentar
Posting Komentar