Kurs rupiah di pasar spot bergerak tipis dengan penguatan 0,03% ke level Rp 15.716 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah diprediksi melanjutkan penguatan terbatasnya, Rabu (18/10).
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menyebutkan penguatan rupiah kemarin didorong oleh sejumlah hal. Salah satunya, pelemahan indeks dolar AS yang turun karena data dari negara lain, khususnya Euro yang positif dan juga kondisi geopolitik di Timur Tengah.
Lalu, pernyataan dovish sejumlah pejabat The Fed juga menahan laju dolar AS.
"Indeks dolar AS turun dari 107 di pekan lalu ke 106," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/10).
Untuk hari ini, Fikri berpandangan ada sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah, seperti data penjualan ritel AS. Menurutnya, jika hasilnya positif maka indeks dolar berpotensi menguat kembali.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menambahkan, terkait data penjualan ritel AS diprediksi pertumbuhannya akan lebih rendah dari bulan sebelumnya di 0,3% dan secara tahunan juga lebih rendah di 2,5%.
"Selain itu, ekspektasi sikap dovish dari pidato pejabat The Fed juga berpotensi mendorong penguatan rupiah," katanya.
Namun, ia juga sependapat bahwa apresiasi rupiah masih akan terbatas. Sebabnya, sentimen pendorongnya bukan berasal dari fundamental dalam negeri.
Lukman memperkirakan rupiah berada di Rp 15.650 - Rp 15.750 per dolar AS. Sementara Fikri memproyeksikan rupiah di kisaran Rp 15.600 - Rp 15.800 per dolar AS.
Sumber: kontan.co.id
Komentar
Posting Komentar