OJK: Uang Darurat dan Pinjaman Jangan Digunakan untuk Beli Saham!


Suara.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarna Djajadi mengatakan, peningkatan kinerja pasar modal harus dibarengi dengan peningkatan  literasi dan inklusi keuangan maupun investasi masyarakat.

Ia berharap, masyarakat untuk mempelajari dan memahami terlebih dahulu manfaat hingga risiko dalam berinvestasi di pasar modal. 

Masyarakat juga diminta untuk tidak menggunakan sumber dana dari kebutuhan pokok, dana darurat, maupun hasil pinjaman dalam bertransaksi di pasar modal.

”Fenomena ini menggembirakan, namun juga perlu dicermati, seperti upaya meningkatkan pemahaman tentang investasi pada instrumen keuangan yang memadai, sehingga tidak terjadi herd behaviour, noise trading maupun investing in bubble, untuk mencapai yield yang tinggi tanpa memperhitungkan risiko legalitas produk serta logika,” kata Inarna dalam webinar Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LikeIt) oleh OJK, Kamis (1/9/2022).

Ia menjelaskan, literasi dan inklusi investor Indonesia masih rendah di tengah naiknya kinerja pasar modal, sehingga diperlukan berbagai upaya oleh semua pihak untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman investor.

Menurut dia, penyebab masih rendahnya literasi dan inkulisi investor pasar modal Indonesia, salah satunya terbatasnya channeling distribution di daerah dan belum optimalnya infrastruktur jaringan pemasaran dalam menambah jumlah basis investor domestik.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh OJK pada 2019, juga menunjukkan indeks literasi keuangan masih di angka 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan di angka 76,19 persen.

Hal ini menunjukkan belum pahamnya masyarakat Indonesia dengan karakteristik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal.

Inarna menjelaskan, per 31 Agustus 2022, kinerja pasar modal Indonesia sedang mengalami peningkatan, yakni IHSG mengalami pertumbuhan sebesar 9,07 persen year to date (ytd) dengan berada di posisi 7.178. Kemudian nilai kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 13,45 persen ytd mencapai Rp9.632 triliun.

Komentar