Suara.com - Harga emas dunia menyentuh level tertingginya satu pekan pada perdagangan Selasa, karena dolar AS melemah setelah kenaikan inflasi Amerika yang lebih lambat dari perkiraan.
Mengutip CNBC, Rabu (15/9/2021) harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi 1.803,69 dolar AS per ounce dan emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,7 persen menjadi 1.807,10 dolar AS per ounce.
"Emas bermain-main dengan level 1.800 dolar AS menyusul data inflasi AS yang sedikit lebih lemah dari perkiraan," kata Suki Cooper, analis Standard Chartered Bank.
Indeks Harga Konsumen (CPI) inti AS naik tipis 0,1 persen pada Agustus, meleset dari ekspektasi 0,3 persen dan membebani dolar AS. Itu adalah kenaikan terkecil sejak Februari dan mengikuti peningkatan 0,3 persen pada Juli.
Kendati pengumuman tapering sepertinya tidak mungkin sampai pertemuan FOMC November, pertemuan September akan memperkenalkan 'titik' untuk 2024. Titik 2024 dapat mencerminkan dua kenaikan suku bunga pada 2023," ujar Cooper.
Data inflasi dapat memperkuat pandangan bahwa The Fed mungkin akan memperlambat langkah-langkah dukungan ekonomi dan mempertahankan suku bunga yang rendah.
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Data inflasi yang di bawah ekspektasi tersebut adalah "kabar baik bagi emas", karena membuat pengumuman tapering September dari The Fed lebih kecil kemungkinannya, kata Ed Moya, analis OANDA.
Di antara logam lainnya, paladium anjlok 5,4 persen menjadi 1.973,47 dolar AS per ounce, terendah sejak Juli 2020, dan platinum merosot 2,1 persen menjadi 941,06 dolar AS per ounce dan perak naik 0,5% menjadi USD23,84 per ounce.
sumber detik
Komentar
Posting Komentar