"Ya nggak lah, emangnya Delta varian bisa nularin sendiri? yang bisa menularkan itu orang," kata Pandu kepada wartawan, Senin (28/6/20210. BESTPROFIT
Pandu mengatakan perilaku manusia lah yang menjadi penyebab utama. Sebab, virus itu menyebar ketika manusia beraktivitas. PT BESTPROFIT
"Jadi gini, penularan itu ada dua faktor, faktor pertama yang paling penting adalah perilaku manusia. Perilaku manusia itu kalau dia aktivitas tinggi, dia berinteraksi tinggi dari orang ke orang nular melalui droplet atau interaksi sosial. Karena droplet tadi maka virus apapun akan menular," ujarnya.
Pandu menilai aktivitas masyarakat saat ini memang begitu masif. Hal itu lah menurutnya yang membuat tingkat penularan yang juga meningkat. Sehingga penambahan kasus COVID-19 saat ini melonjak drastis. BESTPROFIT FUTURES
"Nah sekarang mungkin jumlah mutannya sedikit, sekarang bertambah banyak menjadi dominan, memang sebelumnya masih di bawah 50 persen belum keliatan. Begitu dominasinya meningkat itu terjadilah penularan yang cukup dahsyat apalagi interaksi manusianya nggak berkurang," ujarnya.
Sehingga lonjakannya tinggi banget, step-upnya itu kaya mendaki tebing bukan landai naik ke atas tapi kaya tebing, karena penularannya banyak dan cepat, sehingga semua pelayanan kesehatan akan kewalahan, kematian juga akan tinggi, jadi itu kenapa bisa terjadi karena penularannya dari orang ke orang," lanjut Pandu.
Oleh karena itu, Pandu menilai apa yang diungkapkan IDI berdasarkan tingkat penularan jenis virus. Sehingga, kata Pandu, tidak akurat jika varian Delta yang menjadi penyebab melonjaknya kasus COVID-19.
"Penularan berhenti kalau manusianya nggak bergerak, semua di rumah. Jadi walaupun ada varian kalau manusianya tetap pakai masker atau jaga jarak atau tidak berinteraksi virus itu nggak bisa pindah. Jadi kesimpulan IDI itu hanya ditentukan oleh jenis virus itu tidak akurat, bisa dimaklumi mereka kan nggak ngerti tentang pandemi.
sumber detik
Komentar
Posting Komentar